Senin, 11 Januari 2016

IPS KELAS 4 SEMSTER 1 BAB 1





BAB 1
PETA


1. PENGERTIAN PETA

Pada waktu kelas 3 dulu, kamu tentu pernah menggambar wilayah desa/kelurahan tempat tinggal kalian. Bahkan juga menggambar wilayah kecamatan dan kabupaten/kota. Ada batas wilayah, jalan, sungai, dan kantor pemerintahan. Mungkin juga ada gunung, danau, laut, dan sebagainya. Semua digambarkan pada kertas atau bidang datar, dengan perbandingan ukuran atau skala tertentu. Gambar yang kalian buat tersebut dikenal dengan istilah peta. Jadi peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang dibuat dengan perbandingan atau skala tertentu.
Bentuk peta bermacam-macam. Ada peta datar, peta timbul dan
peta digital.
  • Peta datar yaitu gambar permukaan buminya rata. Dibuat pada sebuah bidang datar seperti kertas, kain, plastik, dan sebagainya. 

  • Peta timbul dibuat sesuai dengan kenampakan permukaan bumi aslinya. Peta ini menunjukkan tinggi rendah suatu wilayah.
  • Peta digital dibuat dengan teknologi komputer. Gambarnya dapat ditayangkan melalui monitor.

Lembaga pembuat peta adalah jawatan Topografi. Sedangkan sumber data pembuatan peta dapat diperoleh dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Setiap kantor pemerintahan memiliki peta. Kantor Desa/Kelurahan memiliki Peta Desa/Kelurahan. Kantor Kecamatan memiliki Peta Kecamatan. Kantor Kabupaten/Kota memiliki Peta Kabupaten/Kota. Kantor Gubernur memiliki Peta Provinsi. Di samping itu juga memiliki Peta Negara yaitu Peta Indonesia. Di dalam peta terdapat berbagai petunjuk dan informasi dari suatu wilayah.


2. JENIS PETA

1. Berdasarkan isi informasinya, jenis peta dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu peta umum dan peta tematik. 

a. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan seluruh kenampakan permukaan bumi. Peta ini memuat berbagai informasi, seperti kenampakan alam maupun kenampakan budaya. Kenampakan alam antara lain berupa gunung, sungai, danau, pulau, dan laut. Kenampakan budaya, misalnya : batas wilayah, jalan raya, jalan kereta api, kota, bandar udara, pelabuhan, dan sebagainya. Peta umum sering kita temui di sekolah-sekolah. Peta ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu peta dunia, peta orografi dan peta topografi. 

1. Peta Dunia menggambarkan bentuk dan letak wilayah negaranegara di dunia. 
Contoh: Peta Dunia Kenegaraan

2. Peta Korografi menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi, bercorak umum dan berskala kecil.
Contoh :  





b.  Peta Tematik
Peta Tematik adalah peta yang menunjukkan tema tertentu. Peta ini memuat jenis informasi tertentu atau khusus, sehingga sering disebut Peta Khusus. Contoh: Peta Peninggalan Bersejarah, Peta Pertambangan, Peta Pariwisata, Peta Suhu Udara dan Curah Hujan, Peta Arah Angin, Peta Fauna, dan sebagainya. Peta Tematik biasanya digunakan oleh pihak tertentu saja. Misalnya Dinas Purbakala atau sejenisnya membuat Peta peninggalan Bersejarah, untuk memberi informasi tentang peninggalan bersejarah yang dapat dituju oleh para peneliti atau wisatawan budaya.
contoh :

2. Berdasarkan peta tersebut dapat diketahui bahwa provinsi JawacTengah memiliki berbagai peninggalan bersejarah, antara lain candi, masjid agung, gereja tua, istana raja, dan monumen-monumen. Candi terletak di Magelang, Masjid Agung di Demak, Gereja Tua di Salatiga, Istana Raja di Surakarta, Monumen terdapat di Semarang, Tegal
dan Purbalingga.Selain tersebut di atas, jenis peta dapat dikelompokkan berdasarkan
skala peta. Jenis peta berdasarkan skalanya ada lima macam, yaitu:
  1. Peta Kadaster, yaitu peta yang menggunakan skala 1 : 5.000 kebawah. 
  2. Peta skala besar, yaitu peta yang menggunakan skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000.
  3. Peta skala sedang (menengah), yaitu peta yang menggunakan skala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000.
  4. Peta skala kecil, yaitu peta yang menggunakan skala 1 : 500.000
    sampai 1 : 1.000.000.
  5. Peta geografi, yaitu peta yang menggunakan skala 1 : 1.000.000 lebih.

3. KOMPONEN PETA
Komponen-komponen peta. Antara lain judul peta, skala, simbol, arah mata angin, dan legenda.

Lihat contoh di bawah ini!
Peta memiliki komponen-komponen yang harus dipahami oleh para pembaca peta. Komponen peta antara lain, sebagai berikut :

1. Judul
Judul peta biasanya ditulis pada bagian atas peta. Judul peta menunjukkan isi peta. Misalnya peta Kabupaten Klaten, berisi informasi geografis Klaten. Peta Provinsi Banten berisi informasi geografis Banten. Peta peninggalan bersejarah berisi informasi peninggalan bersejarah di suatu tempat.

2. Skala

Skala peta merupakan perbandingan jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya. Dengan dicantumkan skala peta, para pengguna peta dapat menentukan jarak suatu wilayah. Pada umumnya peta menggunakan skala angka, skala garis atau skala verbal.

- Skala angka adalah skala yang dinyatakan dalam bentuk angka.
Contoh : Peta Sulawesi dengan skala 1 : 200.000. Artinya jarak
1 cm pada peta menunjukkan 200.000 cm atau 2 kilometer jarak
sesungguhnya di muka bumi. Skala angka juga disebut skala
numerik.
- Skala garis adalah skala yang dinyatakan dalam bentuk garis, yang
terbagi dalam beberapa bagian yang sama.
- Skala verbal adalah skala yang dinyatakan dalam bentuk kalimat.
Contoh : 1 centimeter ke 1 kilometer. Artinya 1 centimeter di peta
sama dengan 1 kilometer di muka bumi.

3. Simbol
Simbol pada peta berupa gambar atau warna tertentu yang digunakan untuk mewakili objek. Berikut ini simbol gambar yang terdapat pada peta.
 
 

Simbol pada peta yang berupa warna, antara lain :
- Warna hijau menunjukkan daerah dataran rendah, yang memiliki ketinggian 0 sampai 400 meter di atas permukaan air laut.
- Warna kuning menunjukkan daerah dataran tinggi, yang memiliki ketinggian antara 400 meter sampai 1000 meter di atas permukaan air laut.
- Warna biru muda menunjukkan daerah perairan dangkal, yang memiliki kedalaman 0 sampai 200 meter di bawah permukaan air.
- Warna biru menunjukkan daerah perairan yang memiliki kedalaman antara 200 meter sampai 1.000 meter.
- Warna biru tua menunjukkan daerah perairan dalam yang memiliki kedalaman 1.000 meter lebih.

4. Garis Astronomis
Garis astronomis adalah garis khayal pada muka bumi. Garis-garis khayal yang mendatar pada peta disebut garis lintang, sedangkan yang tegak disebut garis bujur. Garis lintang dan garis bujur memudahkan para pengguna peta menentukan letak suatu wilayah.

5. Legenda
Legenda adalah keterangan beberapa simbol pada peta. Gunanya untuk memudahkan pengguna peta atau pembaca memahami isi peta. Istilah “Legenda” kadang-kadang diganti dengan “Keterangan”.
Contoh :
  • ibu kota provinsi batas wilayah 
  • kota jalan raya 
  • danau jalan kereta api 
  • gunung bandar udara 
  • sungai pelabuhan laut
 
6. Mata Angin

Pedoman utama mata angin pada peta mengarah ke atas yang menunjukkan arah utara. Petunjuk arah utara diberi huruf U . Untuk peta yang sudah dilengkapi dengan garis lintang dan garis bujur, gambar arah mata angin kadang-kadang tidak diperlukan lagi. Di lingkungan sekolah kita sering menjumpai kumpulan beberapa peta yang berbentuk buku. Buku yang merupakan kumpulan peta disebut atlas. Masing-masing atlas diberi judul sesuai dengan isinya seperti Atlas Jawa dan Madura, Atlas Indonesia, Atlas Dunia, dan sebagainya. Pada halaman muka atlas dicantumkan nama penyusun dan tahun penerbitan atlas. Halaman berikutnya adalah daftar isi yang merupakan petunjuk isi atlas secara urut setiap halaman. Daftar isi terdapat pada halaman awal, sedangkan pada halaman akhir atlas terdapat indeks. Indeks adalah daftar kata yang disusun berdasarkan abjad. Fungsi indeks adalah untuk membantu pembaca mencari letak kota, sungai, gunung, atau objek tertentu di peta. Seandainya kita ingin mencari letak kota Pare-Pare, maka kita cari abjad P pada indeks. Misalnya pada indeks tertulis Pare-Pare 42, B4, artinya kota Pare-Pare terdapat pada atlas halaman 42, di pertemuan
bidang B dan bidang 4. Bidang B diantara dua garis bujur. Bidang 4 berada di antara dua garis lintang.

4. MENGGAMBAR PETA

Menggambar peta dapat dilakukan dengan cara menggambar peta sama dengan peta asli, memperbesar dari peta asli atau memperkecil dari peta asli.

Cara menggambar peta dilakukan dengan mencontoh peta asli yang sudah ada. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
- Pada peta asli, misalnya Provinsi Jawa Tengah, dibuat garis-garis bantu tegak dan mendatar berjajar masing-masing berjarak 2 centimeter. Garis-garis tersebut membentuk kotak-kotak bujur sangkar. Berilah kode angka pada garis-garis tadi mulai dari sudut kiri atas ke arah kanan dan ke arah bawa.
- Siapkan kertas gambar yang akan kalian gunakan untuk menggambar peta. Buatlah garis-garis bantu tegak dan mendatar berjajar, dengan pensil di atas kertas gambar. Pembuatan dan ukuran jaraknya sama seperti pada peta asli Jawa Tengah tadi. Jangan lupa diberi kode. (Skala 1 : 1)
- Mulailah menggambar peta di atas kertas gambar dengan mencontoh peta asli Jawa Tengah yang telah dibuat garis pertolongan tegak dan mendatar tadi. Amati gambar, garis-garispertolongan beserta kodenya. Setiap goresan pensil harus sesuai dengan alur garis pada peta asli Jawa Tengah yang dicontoh.
- Lengkapilah gambar peta yang telah selesai kalian buat dengan komponen-komponen peta. Antara lain judul peta, skala, simbol, arah mata angin, dan legenda.
- Lengkapilah gambar peta yang telah selesai kalian buat dengan alur garis peta asli

Sumber :
https://riskanurdianahblog.wordpress.com/materi-bab-1/
bse Sutoyo, Leo Agung ips kelas 4

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar